Pemecahan Dormansi Umbi Kentang (Solanum tuberosum L. var. granola) Menggunakan Larutan Giberelin (GA3) dan Benzil Amino Purin (BAP)

Authors

  • Wirian Febry Arisda Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Science, University of Brawijaya, Jl. Veteran, Malang, 65145
  • Retno Mastuti Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Science, University of Brawijaya, Jl. Veteran, Malang, 65145

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2021.009.03.10

Keywords:

dormansi, giberelin, irisan, sitokinin, umbi

Abstract

Tahap dormansi umbi kentang berpeluang menghambat budidaya kentang karena umbi yang baru dipanen tidak bisa langsung ditanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh perendaman umbi kentang pada larutan GA3 dan BAP terhadap periode pemecahan dormansi umbi maupun pertumbuhan tunas kentang (S. tuberosum L. var. granola). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 faktor, yaitu umbi (A: utuh dan irisan), giberelin GA3 (B: 0, 50, 100, dan 200 ppm), dan sitokinin BAP (C: 0, 50, 100, dan 200 ppm). Umbi kentang berukuran M yang telah dicuci bersih direndam dalam fungisida selama 3 detik kemudian ditiriskan. Sebagian umbi dibiarkan utuh dan sebagian lainnya diiris menjadi dua bagian. Umbi utuh dan irisan direndam ke dalam larutan GA3 dan BAP tunggal maupun kombinasi sesuai perlakuan selama 30 menit, selanjutnya umbi diletakkan di ruang gelap. Parameter yang diamati selama 59 hari yaitu waktu muncul tunas, akhir periode dormansi, jumlah tunas yang dihasilkan umbi, dan panjang tunas. Data dianalisis dengan ANOVA, Uji T dan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umbi irisan mampu memecahkan dormansi lebih cepat (10 HSP) dibanding umbi utuh (16 HSP). Umbi yang direndam pada larutan GA3 50 ppm dan GA3 100 ppm mampu bertunas lebih cepat yaitu 10 HSP. Jumlah tunas yang dihasilkan hingga 59 HSP pada umbi irisan lebih banyak (66,9%) dibanding umbi utuh (34,7%). Umbi irisan yang direndam dalam larutan GA3 maupun BAP mampu menumbuhkan tunas lebih panjang (19,4 mm) daripada umbi utuh yang direndam GA3 maupun BAP (3,6 mm). Rata-rata tunas terpanjang (19,4 mm) dihasilkan pada umbi irisan yang direndam dalam larutan GA3 tunggal 100 ppm

References

Prahardini, PER, Sudaryono T, Andri K B (2013) Pengembangan Kentang Varietas Granola Kembang di Jawa Timur. Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat 65-77

Dinas Pertanian Kota Batu (2018) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. https://batukota.go.id/upload/sakip/disperta-LAKIP%202018.pdf. Accessed: November 2020.

Karjadi A K (2017) Teknik Perbanyakan Cepat Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L). Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung.

Sastrahidayat I R (2011) Tanaman Kentang dan Pengendalian Hama Penyakitnya. UB Press, Malang.

Wulandari A N, Heddy S, Suryanto A (2014) Penggunaan Bobot Umbi Bibit pada Peningkatan Hasil Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) G3 dan G4 Varietas Granola. Jurnal Produksi Tanaman 2(1): 65-72.

Nyawade S (2018) Growing the Potato Crop: The Unmistakable Easy Task. International Potato Center 1-12.

Nuraini A, Sumadi, Yuwariah Y, Rulistianti H (2019) Pengaruh suhu penyimpanan dan Konsentrasi Sitokinin terhadap pematahan dormansi benih kentang (Solanum tuberosum L.) G2. Jurnal Kultivasi 18(3):997-982.

Mani F, Bettaieb T, Doudech N, Hannachi C (2014) Physiological Mechanisms For Potato Dormancy Release And Sprouting: A Review. African Crop Science Journal 22(2): 155-174

Suttle J C (2004) Physiological Regulation of Potato Tuber Dormancy. Amer J of Potato Res 81: 253-262.

Mustefa G, Mohammed W, Deschassa N, Gelmesa D (2017) Effects of different dormancy-breaking and storage methods on seed tuber sprouting and subsequent yield of two potato (Solanum tuberosumL.) varieties. Open Agriculture 2: 220-229.

Deligios P A, Rapposelli E, Mameli M G, Baghino L, Mallica G M, Ledda L (2019) Effects of Physical Mechanical and Hormonal Treatments of Seed-Tubers on Bud Dormancy and Plan productivity. Agronomy 10(33):1-19.

Ratnasari T (2020) Kajian Pengirisan Umbi Benih Dan Perendaman Dalam Giberelin Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.). Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Alexopoulos A A, Aivalakis G, Akoumianakis K A, dan Passam H C (2008) Effect of Gibberellic Acid on the Duration of Dormancy of Potato Tubers Produced by Plants Derived from True Potato Seed. Postharvest Biology and Technology 49: 424-430.

Degebasa A C (2012) Gibberellic Acid for Breaking Dormancy in Potato Sprout Induction. Lap Lambert Academic Publishing, Saarbrucker.

Muchiri P D, Gathungu G K, Njogu M K, Nyankanga R O, Ambuko J, Landeo J A (2015) Optimization of seed potato (Solanum tuberosum L.) Tuber Dormancy and Sprouting Capacity through Integrated Gibberellic Acid and Benzylaminopurine Application. Journal of Agriculture Ecology Research International 4(4): 188-198.

Diop P, Sylla E S, Diatte M, Labou B, Diarra K (2019) Effect of Cut Tubers and Pre-Germination on Potato Tuber Yield. Int.J.Biol.Chem 13(7): 3157-3163.

Nasiruddin M, Khatun R, Haydar F M A, Imtiaj A, Alam M F (2016) Effect of Physical and Chemical Treatments on Sprouting of Dormant Potato Tubers. Plant Environtment Development 5(2): 24-27.

Rossouw J A (2008) Effect of Cytokinin and Gibberellin on Potato Tuber Dormancy. University of Pretoria, Pretoria.

Traas J, Courseau I B (2005) Cell Proliferation Patterns at The Shoot Apical Meristem. Plant Biol 8: 587-592.

Downloads

Published

2021-12-01

How to Cite

Arisda, W. F., & Mastuti, R. (2021). Pemecahan Dormansi Umbi Kentang (Solanum tuberosum L. var. granola) Menggunakan Larutan Giberelin (GA3) dan Benzil Amino Purin (BAP). Biotropika: Journal of Tropical Biology, 9(3), 253–261. https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2021.009.03.10

Issue

Section

Articles