Etnoekologi Tanaman Budidaya di bawah Naungan Pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vriese) di Desa Duwet Kedampul, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang

Authors

  • Retno Oktaviani Jurusan Biologi Fakultas MIPA
  • Jati Batoro

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2017.005.01.2

Abstract

Pengetahuan lokal secara substansial merupakan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat yang diyakini kebenarannya dan menjadi acuan dalam bertindak dan berperilaku sehari-hari. Desa Duwet Kedampul dihuni oleh masyarakat Magersari yang bermata pencaharian dari sektor pertanian dengan melakukan teknik pengelolaan lahan tertentu pada lahan di bawah naungan pinus. Teknik pengelolaan tersebut merupakan pengetahuan lokal yang perlu dikaji dengan studi etnoekologi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kegiatan pengelolaan lahan, keanekaragaman jenis tumbuhan, dan bentuk pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan oleh masyarakat Magersari di Desa Duwet Kedampul. Pada penelitian ini dilakukan wawancara bebas dan semi-terstruktur terhadap narasumber, inventarisasi jenis tumbuhan dan pengukuran parameter lingkungan pada lahan di bawah naungan pinus. Hasil wawancara dianalisis secara deskriptif dan penghitungan nilai kegunaan (UVs). Hasil inventarisasi dianalisis dengan penghitungan nilai INP (Indeks Nilai Penting). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Magersari di Desa Duwet Kedampul menerapkan sistem penanaman tumpang sari, penanaman berdasarkan musim, pembuatan terasiring, pembuatan teras bangku, dan pemangkasan tajuk atau perempesan pinus. Hasil perhitungan INP menunjukkan bahwa Ageratum conyzoides memiliki nilai INP tertinggi. Pada perhitungan pendugaan UVs diketahui bahwa pisang (Musa paradisiaca) merupakan jenis tanaman yang memiliki UVs tertinggi.

References

Abdurachman, A. dan S. Sutono. 2002. Teknologi Pengendalian Erosi Lahan Belerang. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering: Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Geertz, C. 1992. Kebudayaan dan Agama. Kanisius Press Yogyakarta.

Greighsmith, P. 1983. Quantitative Plant Ecology. Blackwell Scientific Publications. Oxford.

Handayani, I.P. 2001. Fraksional Pool Bahan Organik Tanah Labil pada Lahan Hutan dan Lahan Pasca Deforestasi. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 3(2):75-83.

Keraf, S.A. 2002. Etika Lingkungan. Pn Buku Kompas. Jakarta.

Marisa, H. 1990. Pengaruh Ekstrak Daun Pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) terhadap Perkecambahan Vegetatif Tumbuhan Kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Pasca Sarjana Biologi. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Tesis.

Panshin, A.J. dan C. de Zeeuw. 1980. Textbook of Wood Technology. Fourth Edition. Mc. Graw-Hill Book Co. New York.

Perhutani. 2014. Perum Perhutani. http://bumn.go.id/perhutani. Diakses tanggal 4 Mei 2014

Setiawati, W., R. Murtianingsih, G.A Sopha dan T. Handayani. 2007. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.

Sitompul, S.M dan D. Purnomo. 2005 Peningkatan Fungsi Agronomi Sistem Agroforestri Jati, Pinus dengan Penggunaan Varietas Tanaman Jagung Toleran Irradiasi Rendah. Agrosains. 7(2): 93-100.

Sullivan, P. 2003. Intercropping Principles and Production Practices: Agronomy System Guide. http://attra.ncat.org/attra-pub/PDF/intercorp.pdf. Diakses tanggal 6 Juni 2015

Downloads

Published

2017-03-22

Issue

Section

Articles