Struktur Sel Sekretori dan Uji Mikroskopi Mikrokimiawi Metabolit Sekunder pada Daun dari Tujuh Taksa Tanaman Obat Antihipertensi

Authors

  • Dwi Lina Nindyawati Jurusan Biologi Fakultas MIPA
  • Serafinah Indriyani

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2017.005.02.4

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah. Penggunaan tanaman obat untuk mengatasi hipertensi telah digunakan sejak zaman dahulu. Hal ini dapat terjadi karena di dalam tanaman tersebut mengandung metabolit sekunder yang dimanfaatkan sebagai obat. Penelitian ini bertujuan mengetahui keberadaan senyawa metabolit sekunder, struktur atau bentuk dan kerapatan sel sekretori senyawa metabolit sekunder berupa tanin, flavonoid, dan alkaloid. Sampel yang digunakan adalah daun mimba, belimbing wuluh, seledri, mahkota dewa, sambiloto, sambung nyawa, dan tempuyung (umur 4 bulan). Masing-masing sampel daun diambil tiga ulangan individu tanaman pada daun bagian median. Sampel diiris dengan dua metode irisan yaitu melintang dan paradermal. Irisan melintang dengan clamp on hand microtome dan irisan paradermal dengan preparat whole mount sebanyak tiga ulangan sampel daun. Masing-masing preparat diberi reagen spesifik yaitu tanin dengan potasium dikromat, alkaloid dengan reagen Wagner, dan flavonoid dengan NaOH 10 %; selanjutnya diamati dengan mikroskop. Sel sekretori pada belimbing wuluh ditemukan berbentuk capitate dan trikoma uniseluler panjang. Trikoma pada sambiloto ditemukan berbentuk kerucut dan juga ditemukan sel litosis. Pada mahkota dewa ditemukan sel idioblas dan pada mimba ditemukan sel trikoma uniseluler panjang dan sel sekretori berbentuk capitate. Pada sambung nyawa ditemukan sel trikoma capitate glandular, sel idioblas, dan sel trikoma multiseluler. Pada seledri dan tempuyung tidak ditemukan bentuk sel sekretori. Tanaman obat yang mengandung ketiga senyawa metabolit sekunder pada daunnya adalah belimbing wuluh, sambiloto, mahkota dewa, dan mimba. Kerapatan sel sekretori yang mengandung flavonoid dan tanin tertinggi yaitu belimbing wuluh berturut-turut sebesar 3,27±2,46 sel/mm2 dan 3,11±5,58 sel/mm2 sedangkan sambiloto mengandung alkaloid tertinggi sebesar 1,33±0,84 sel/mm2

References

DepkesRI. 2012a. Hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga. Diunduh pada tangga l3 September 2015 melalui www.depkes.go.id.

Rikesdas. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar2013. Diunduh 5 September 2015 melalui http://www.depkes.go.id.

Depkes. 2012b. Pengobatan Komplementer Tradisional Alternatif. Diunduh pada tangga l3 September 2012 melalui http://buk.depkes.go.id/.

LIPI. 2009. Pengobatan Alternatif Dengan Tanaman Obat. Diunduh pada tanggal 3 September 2012 melalui www.lipi.go.id.

Barnes, J. Anderson,L. & Phillipson, J. 2005. Herbal Medicine. Second edition. Pharmaceutical Press. USA.

Redha, A. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Peranannya Dalam Sistem Biologis. Jurnal Belian Vol. 9 No. 2. Hal 196 –202.

Mulyani, S. & L. Toga. 2011. Analisis flavonoid dan tanin dengan metode mikroskopi mikrokimiawi. Majalah Obat Tradisional. Yogyakarta.

Afiyati& Mimiek, M. 2013. The Effect Of Fraction Containing Alkaloids Of Hibiscus Lower(Hibiscus rosa-sinensis L.)Red Variety ToMucolytic Activities In Vitro. Trad. Med. J.vol. 18(3), p 187-194.

Novita, M.D.A. 2013. Kerapatan dan Bentuk Kristal Kalsium Oksalat Umbi Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Pada Fase Pertengahan Pertumbuhan Hasil Penanaman Dengan Perlakuan Pupuk P dan K. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Brawijaya. Malang.Skripsi.

Qi Lu& Feng Liu Ji. 2012. Structure And Hictochemistry Of The Glandular Trichomes On The Leaves Of Isodon rubescens. African Journal of Biotechnology. Vol 11. No 17.

Dorly. 2006. Struktur Sekretori Tanaman Bahan Ramuan Obat Diabetes. Jurnal II Pertanian Indonesia. Vol11. No.1.

Downloads

Published

2017-06-22

Issue

Section

Articles