Keterkaitan Aktivitas Manusia dengan Kualitas Ekosistem Perairan Pantai di Kepulauan Spermonde, Makasar, Sulawesi Selatan

Authors

  • Catur Retnaningdyah Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Brawijaya
  • Luchman Hakim
  • Arina Mana Sikana
  • Rispah Hamzah

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2019.007.03.6

Keywords:

Aktivitas manusia, Echinodermata, Kepulauan Spermonde, Makroalga, model struktural

Abstract

Kepulauan Spermonde, Makassar Sulawesi Selatan terdiri dari ratusan pulau kecil dengan karakteristik yang bervariasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kondisi lingkungan dan aktivitas manusia di pulau  dengan kualitas ekosistem perairan pantai berdasarkan parameter fisikokimia air serta keragaman biodiversitas khususnya makroalga dan echinodermata. Penelitian ex post facto ini dilakukan di Pulau Barrangcaddi, Badi, Barang Lompo, Bonebatang dan pulau Kodingarengkeke. Pemantauan kondisi lingkungan menggunakan indeks Naturalness sedangkan aktivitas manusia menggunakan indeks Hemeroby. Pengambilan sampel air, makroalga, dan echinodermata di setiap pulau dilakukan di 2 hingga 3 stasiun dengan membuat tiga (3) transek sabuk. Hasil analisis pemodelan struktural menggunakan PLS menunjukkan bahwa aktivitas manusia yang ada di Kepulauan Spermonde  telah berdampak pada pencemaran bahan organik dengan kadar BOD berkisar 25,39-29,81 mg/L.  Pencemaran ini selanjutnya telah memicu terjadinya eutrofikasi tercermin dari kadar nitrat yang telah melebih baku mutu untuk biota perairan (0,05-0,168 mg/L).  Eutrofikasi yang terjadi telah meningkatkan diversitas makroalga dan selanjutnya menurunkan diversitas Echinodermata. Berdasarkan nilai indeks diversitas Makroalga, perairan pantai di sekitar lima pulau yang diamati termasuk dalam kategori tercemar ringan sampai sedang (1.17-2.42), dan berdasarkan indeks diversitas Echinodermata sudah termasuk kategori tercemar berat (0,36-0,88). Sedangkan parameter kualitas air lain terutama pH, suhu, salinitas, kekeruhan, TP, H2S, minyak dan lemak, dan Pb telah memenuhi standar kualitas air untuk kebutuhan biota perairan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51/2004.

Author Biography

Catur Retnaningdyah, Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Brawijaya

Assalamu'allaikum wr wb

References

Amri, K., 2012. Sinekologi Padang Lamun Akibat Tekanan Antropogenik : Studi Kasus Pulau Barranglompo dan Bonebatang Kepulauan Spermonde Sulawesi Selatan.

Arifin, T., Y. Yulius., M.F.A. Ismail. 2012. Kondisi arus pasang surut di perairan pesisir kota Makassar, Sulawesi Selatan. Depik 1(3): 183-188

Jørgensen, B. B. and K. Richardson. 1996. Eutrophication in Coastal Marine Ecosystems. American Geophysical Union, Washington, 272 pp

Reil, L.A.M., & M. Koster, 2000. Eutrophication of Marine Waters:Effects on Benthic Microbial Communities. Marine Pollution Bulletin 41(1–6): 255–263.

Nkwoji, J.A., J.K. Igbo, A.O. Adeleye, J.A. Obienu, and M.J. Tony-Obiagwu. 2010. Implication of bioindicators in ecological health: study of a coastal lagoo, Lagos, Nigeria. Agric. Biol. J. N. Am. 1 (14): 683-689.

Garcia-Seoane, R., J.A. Fernández, R. Villares, J.R. Aboal. 2018. Use of macroalgae to biomonitor pollutants in coastal waters: Optimization of the methodology. Ecological Indicators 84: 710–726.

Gubelit, Y.I. and N.A. Kovalchuk. 2010. Macroalgal blooms and species diversity in the Transition Zone of the eastern Gulf of Finland. Hydrobiologia 656:83–86 DOI 10.1007/s10750-010-0425-2

Al-Homaidan, Ali.A., Abdullah A. Al-Ghanayem, Areej H. Alkhalifa. 2011. Green algae as bioindikators of heavy metal pollution in Wadi Hanifah stream, Riyadh, Saudi Arabia. International Journal of Water Resources and Arid Environments 1(1): 10-15.

Reinecke, S.A. & A.J. Reinecke, 2014. Cellular responses of the starfish Parvalustra exigua to metal pollution in False Bay, South Africa African Zoology 49(2):233-246.

Haas, A.F., J.E. Smith, M. Thompson, D.D. Deheyn. 2014. Effects of reduced dissolved oxygen concentrations on physiology and fluorescence of hermatypic corals and benthic algae. PeerJ 2:e235; DOI 10.7717/peerj.235

Cid, A., R. Prado, C. Rioboo, P. Suarez-Bregua and C. Herrero, C. 2012. Use of Microalgae as Biological Indicators of Pollution: Looking for New Relevant Cytotoxicity Endpoints. In: Johnsen, M. N. (ed.) Microalgae: Biotechnology, Microbiology and Energy. Nova Science Publishers, New York. pp: 311-323.

Kuffner, I.B. & V.J. Paul. 2001. Effects of nitrate, phosphate and iron on the growth of macroalgae and benthic cyanobacteria from Cocos Lagoon, Guam. Marine Ecology Progress Series Vol 222: 63-72

Prathep, A. 2005. Spatial and temporal variations in diversity and percentage cover of macroalgae at Sirinart Marine National Park, Phuket Province, Thailand. Science Asia, vol. 31:225-233.

Conti, M, A., Maria, G., Finoia., 2010. Metals in molluscs and algae: A north–south Tyrrhenian Sea baseline. M.E. Conti, M.G. Finoia / Journal of Hazardous Materials 181 (2010) 388–392.

Savriama, Y., L.C. Stige, S. Gerber, T. Perez, P. Alibert, B. David, 2015. Impact of sewage pollution on two species of sea urchins in the Mediterranean Sea (Cortiou, France): Radial asymmetry as a bioindicator of stress. Ecological Indicators, 54, 39-47, https://doi.org/10.1016/j.ecolind.2015.02.004

Flammang, P., M. Warnau, A. Temara, D.J.W. Lane, M. Jangoux,. 1997. Heavy metals in Diadema setosum (Echinodermata, Echinoidea) from Singapore coral reefs. Journal of Sea Research 38: 35-45

Downloads

Published

2019-12-31

Issue

Section

Articles